Sabtu, 10 November 2012


MATA KULIAH
PENDIDIKAN NILAI
UPI Bandung 2012/2013

N. PENANAMAN PENDIDIKAN NILAI

Gunawan Santoso
Nim. 1202249
 

Abstrak



Kata kunci:

1.      PENDAHULUAN
Penanaman pendidikan nilai merupakan pembentukan karakter jatidiri seseorang sebagai cikal bakal awal terbentuknya sikap, sifat, perbuatan, watak, dan ciri khas, seseorang dalam segala aspek kehidupan.
Namun penanaman pendidikan nilai harus melihat dan memperhatikan beberapa tingkatan pelaksanaan berdasarkan usia dan kedewasaan setiap orang. Hal itu untuk menjaga agar penanaman nilai bisa beradaptasi dalam berbagai usia sebagai bentuk penghormatan terhadap usia.
Disisi lain, tidak dipungkiri bahwa pelajaran-pelajaran yang mengembangkan karakter bangsa terutama di sekolah dalam penanaman pendidikan nilai oleh Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama, Ilmu Pengetahuan Sosial, dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih banyak menekankan pada aspek kognitif daripada aspek afektif dan psikomotorik.
Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kita harus lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Karena hal ini sebagai pondasi fundamental untuk membentuk masyarakat yang bersatu menjalin kebersamaan.
Untuk itu perlu adanya penanaman pendidikan nilai yang spesifik pada setiap mata pelajaran agar lebih terkontrol dan terevaluasi dalam keberhasilan dan kegagalan serta bentuk funishmen dan sikap pertobatannya atas segala kesalahan, demi terbentuknya sikap, sifat dan perbuatan manusia yang baik.

2.      KAJIAN LITERATUR
A.    Dalam pendekatan penanaman nilai, dengan melalui pendekatan-pendekatan teori dalam penanaman pendidikan nilai yaitu;
1.      Dengan kepiawaian guru sebagai the hidden curriculum nilai dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran, apakah nilai keagamaan, nilai ideologi atau nilai budaya.
2.      Dengan kepiawaian guru pula, maka setiap penjelasan, contoh, pemahaman dan tindakan perilaku baik yang berhubungan dengan pelajaran maupun dalam kehidupan tidak bebas nilai (value free).
3.      Dalam keteladanan orang dewasa dihadapan peserta didik, selalu harus memiliki nilai wibawa yang dapat melahirkan nilai etika sebagai sosok anutan yang memiliki ego ideal yang mengesankan anak didik.

B.     moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral dan moral action atau perbuatan bermoral.
Dalam pendidikan karakter Lickona (1992) menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik (components of good character) yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral dan moral action atau perbuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar siswa didik mampu memahami, merasakan dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebajikan.
1)      Moral Knowing
Terdapat enam hal yang menjadi tujuan dari diajarkannya moral knowing yaitu :
1.      Moral awareness, atau kesadaran moral,
2.      Knowing moral values, atau mengetahui nilai-nilai moral
3.      Perspective taking, atau perspektif mengambil
4.      Moral reasoning, atau penalaran moral
5.      Decision making, atau pengambilan keputusan, Dan
6.      Self knowledge. atau pengetahuan diri
2)      Moral feeling
Terdapat enam hal yang merupakan aspek dari emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia yang berkarakter yakni :          
1.      Conscience, atau hati nurani,
2.      Self esteem, atau harga diri,
3.      Emphaty, atau empati,
4.      Loving the good, atau mencintai kebaikan,
5.      Self control, atau kontrol diri, Dan
6.      Humility, atau kerendahan hati.
3)      Moral Action.
Perbuatan/tindakan moral ini merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally) maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter yaitu:
1.      Kompetensi (competence),
2.      Keinginan (will),
3.      Kebiasaan (habit).

C.    Hal yang penting dan elemen konsep dasar pilihan / sumber asli nilai;
Berdasarkan sumbernya maka kita dapat memilih mana sumber yang cocok untuk kita pribadi dan untuk kita berikan sebagai bukti penguasaari sumber nilai ini.
1)      Idiologi
Pada idiologi ini adanya sikap di lingkungan bangsa dan negara dengan disiplin hukum dan ketertiban, cinta negara, demokratis, altruistis berani, dan dalam lingkungan global, solidaritas dan nasionalis patriotic produktif warganegara tercerahkan kebanggaan nasional natioal loyalitas
Konsep dasar;
1.      Bangsa sebelum masyarakat dan masyarakat atas diri
2.      Konsensus, tidak bertentangan
3.      Perhatikan aturan di kelas,
4.      Masyarakat dan negara
5.      Menjaga rasa nasionalisme
6.      Berkomitmen untuk kemajuan bangsa
7.      UUD 1945 dapat diganti / diubah
2)      Agama
Kepercayaan pada Allah Yang Maha Kuasa, Pengabdian kepada Tuhan cinta agama, kepatuhan terhadap agama, mengajar, adil, penuh kebaikan tanpa pamrih, harapan, dan thruthfuflness Rasa humanisme , Keadilan nilai-nilai moral, dan spiritual bijaksana.
Konsep dasar;
    1. Ras dan agama
    2. Harmoni
    3. Membuat orang lain bahagia dan oneshelf
    4. Mengadopsi cara yang sah dalam meskipun kesulitan
    5. Mengambil langkah positif untuk menghindari kesalahan masa lalu
    6. Bantuan lainnya rela
    7. Perkawinan campuran dalam agama yang berbeda dilarang oleh hukum Islam
3)      Budaya
Toleransi dan kemauan baik kebaikan empati dan etiket kesopanan keriangan sehat Persahabatan ent acknowledgem kaya Diam Menghormati Syukur
Konsep dasar;
1.      Keluarga sebagai unit dasar masyarakat
2.      Dukungan masyarakat dan menghormati theindividual
3.      Ambil inisiative dalam membantu orang lain
4.      Berbagi satu barang dengan orang lain
5.      Sosial yang dengan rasa tanggung jawab
6.      Pendidikan seks bagi remaja cocok untuk menjadi meskipun

3.      PENANAMAN PENDIDIKAN NILAI
Untuk melakukan penanaman pendidikan nilai akan dibahas dengan diawali dengan pertanyaan apa itu nilai, siapa yang harus melakukan penanaman pendidikan nilai, dimana pendidikan nilai dipraksiskan, dan mengapa penanaman pendidikan nilai itu penting?, kapan nilai-nilai kita ajarkan?, apa bentuk funishmen dan sikap pertobatannya atas segala kesalahan, demi terbentuknya sikap, sifat dan perbuatan manusia yang baik?
            Apa itu nilai dan pendidikan
Sebelum itu, kita pahami dulu apa pengertian nilai.
Kata nilai berasal dr bhs inggris value yg diturunkan dr kata latin valere yg artinya berguna, mampu, akan, berdaya, berlaku, shg nilai diartikan  sesuatu yg di pandang baik, disukai dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.
Sehingga nilai adalah segala sesuatu yang dijadikan ukuran, untuk menentukan berharganya segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia.
Kemudian nilai sosial adalah sikap dan perasaan yang diterima oleh masyarakat sebagai dasar untuk merumuskan apa yang benar dan penting di masyarakat . Nilai sosial sifatnya abstrak dan ukuran masing-masing nilai ditempatkan dalam struktur berdasarkan peringkat yang ada di masyarakat.
Macam-macam nilai;
a.       Nilai-nilai nurani (values of being), yaitu : kejujuran, keberanian. cinta damai, keandalan diri dan potensi, disiplin diri dan tahu batas, kemurnian dan kesucian.
b.      Nilai-nilai memberi (values of giving), yaitu : setia dan  dapat dipercaya, hormat, cinta,kasih, saying, peka dan tidak egois, baik hati dan ramah, adil dan murah hati.
Nilai pendidikan
Setiap kegiatan sekolah eksplisit dan / atau implisit berbasis yang mempromosikan pemahaman siswa dan pengetahuan tentang nilai-nilai, dan yang mengembangkan keterampilan, dan disposisi dari siswa sehingga mereka dapat memberlakukan nilai-nilai tertentu sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat luas

            Mengapa penanaman pendidikan nilai itu penting
Alasan ini merupakan alasan yang fundamental bagi bangsa ini yaitu;
a.       Masalah bangsa adalah karena kita gagal menumbuh kembangkan penanaman pendidikan nilai, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
b.      Karakter bangsa Indonesia saat ini: adalah mudah iri hati, picik, dan tidak menyadari tujuan bersama. 
c.       Penanaman pendidikan nilai menjadi penting karena untuk mengetahui dan memahami sikap, sifat, dan perbuatan antara baik dan buruk untuk menjadi teladan yang baik, ataukah menjadi teladan yang buruk.
d.      Nilai juga menjadi penting karena nilai menguntungkan baik bagi yg mempraktekkan maupun bagi orang lain yg terkena akibatnya.
e.       Penanaman pendidikan nilai merupakan indoktrinasi yang dipandang paing sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.

            Siapa yang harus melakukan penanaman pendidikan nilai
Setiap anak berhak bertanggung jawab atas pendidikan nilai bagi kehidupannya sendiri. Orang tua adalah teladan dan guru yg utama, dan guru di sekolah adalah teladan yang kedua setelah orang tua, mengapa demikian? Karena tugas pendidik hanya sebatas menyadarkan peserta didik.
Kemampuan yang mestinya dimiliki oleh seorang guru yaitu;
§  Kenali sifat peserta didik
§  Bangun semangat mendidik
§  Bekali dengan ilmu mendidik
§  Kembangkan 5 ranah kecerdasan secara seimbang
§  Jadilah contoh yang baik
§  Perbaiki selalu kualitas dalam mendidik
Kemampuan yang tidak boleh dimiliki oleh seorang guru yaitu;
§  Rapuh Dalam Pengetahuan dan Teknologi
§  Rendah Kreativitas
§  Kurang Disiplin
§  Cenderung Tidak Efisien
§  Kurang Gigih Tidak Konsisten
§  Tidak Dapat Menghargai Waktu
§  Tidak Dapat Menghargai Orang Lain
§  Lemah Dalam Semangat Team
§  Kurang Tanggung Jawab Dan  Kredibilitas

            Dimana pendidikan nilai dipraksiskan
Di dalam keluarga, sekolah, masyarakat, dan berbangsa/bernegara.
Tempat dan waktu yang baik adalah tempat yang sesuai dengan sikon yaitu:
         Belajar bermutu, hal ini dilakukan di tempat KBM terjadi
         Bekerja bermutu, hal ini dilakukan di tempat pekerjaan dilakukan
         Bermain bermutu, hal ini dilakukan berada di tempat bermain
         Berkarya bermutu, hal ini dilakukan dengan kemampuan yang tinggi
         Istirahat bermutu, hal ini dilakukan di tempat tidur, dengan waktu yang tepat dan teratur.

            Apa bentuk keberhasilan dan kegagalan dari penanaman pendidikan nilai?
Keberhasilan tergantung dari peranan pendidik (guru). Ketika mereka berhasil atau bahkan baru mencoba. Kunci untuk mengajarkan keberanian kepad anak-anak berapapun usia mereka adalah menyadari bahwa  persiapan dan keyakinan atau kepercayaan juga mendukung keberanian.
Contoh bentuk keberhasilan penanaman nilai :
Enam nilai etik utama (core ethical values) dalam deklarasi Aspen yang disepakati untuk diajarkan dalam sistem pendidikan karakter di Amerika yang meliputi :
1.      Dapat dipercaya (trustworthy) meliputi sifat jujur (honesty) dan integritas (integrity),
2.      Memperlakukan orang lain dengan hormat (treats people with respect),
3.      Bertanggungjawab (responsible),
4.      Adil (fair),
5.      Kasih sayang (caring) dan
6.      Warganegara yang baik (good citizen)
Contoh bentuk kegagalan penanaman nilai :
Dalam lingkungan keluarga yaitu; rumah tangga tidak harmonis.
Dalam lingkungan sekolah yaitu; kenakalan remaja dengan adanya tawuran yang akibatnya dari tawuran adanya dendam yang berlarut, kelompok geng di sekolah dan adanya pencontekan pada saat ujian.
Dalam lingkungan masyarakat yaitu; perampokan, pembunuhan, penculikan, banyaknya penyakit di masyarakat terutama pada rakyat miskin, merambahnya penyakit hiv aids, dll.
Dalam lingkungan negara yaitu; Salah satu yang terbesar tingkat korupsi Indonesia bersama negara Kenya, merupakan negara no. 6 terkorup di dunia (Transparency International).

            Kapan nilai-nilai kita ajarkan?
Nilai-nilai kita ajarkan kepada anak sejak mulai dari kecil sesuai dengan perkembangan mereka.


            Bagaimana pembelajaran praksis dalam penanaman pendidikan nilai
Pendekatan penanaman nilai memiliki tujuan yaitu:
1.      Diterimanya nilai-nilai social
2.      Berubahnya nilai siswa dengan nilai social yang diinginkan yaitu membentuk warganegara yang baik.
Pendekatan untuk Pendidikan Nilai yaitu dengan cara;
1.      Menyediakan tempat dalam kurikulum
Hal itu untuk khusus mempelajari sifat-nilai dan arti dalam-pilihan hidup kita, dan bagaimana orang pergi tentang membenarkan mereka dan negosiasi kesepakatan nilai dalam kelompok: singkatnya, mempelajari "disiplin" wacana nilai.
2.      Nilai Program Pendidikan:
Pendidikan narkoba, Program Pendidikan, Pencapaian Nilai Agama, dan Program Sosial Keterampilan
Pembelajaran praksis dalam penanaman pendidikan nilai yaitu dengan adanya kegiatan bermutu dengan pengembangan 5 ranah kecerdasan dalam penanaman pendidikan nilai yaitu:
a.       Spiritual
( Jujur, adil, syukur, tawakal, suci, iman, cinta kasih, ikhlas, pema’af )
b.      Emosional
( Tangguh, disiplin, ulet, empatik, sabar, hemat, gembira, optimis, teguh, setia, cinta kasih, Berani, taat, tabah, sopan )
c.       Sosial
( Dermawan, ramah, luwes, terbuka, menghargai sesama, tepaselira, toleransi, simpatik, santun, suka menolong )
d.      Intelektual
( cerdas, cermat, tepat, benar, cepat, logis, unggul, aktual, inovatif, kreatif )
e.       Fisikal
( Sehat, segar, bugar, tangkas, bersih, tanggap, cepat, tepat, ceria, gembira, kuat, luwes )

            Apa bentuk funishmen dan sikap pertobatannya atas segala kesalahan, demi terbentuknya sikap, sifat dan perbuatan manusia yang baik?
R.S.S. Baden Powell,Kebiasaan yang jelek itu seperti gigi yang jelek, ia harus dicabut.  Caranya dengan mengisi kekurangannya tidak sekedar dimengerti tetapi digunakan  dalam kehidupan sehari-hari” (Lifes’s  Snags and How to Meet Them – 1927: 49).
Contoh Mengenai demi terbentuknya sikap, sifat dan perbuatan manusia yang baik yiatu dengan pelajaran budi pekerti ini, dulu pernah ada, dan masih membekas dalam diri pelajar atau siswa yang pernah mengalaminya.
Misalnya untuk kelas 1 (satu) Sekolah Dasar, siswa diajari bagaimana cara memegang pensil yang baik sehingga tulisannya menjadi rapi, baik, dan dapat tebaca. Kuku-kuku siswa selalu dilihat oleh guru, bila terlalu panjang langsung diberi sanksi, rambutnya yang panjang langsung dipotong. Kerapian setiap hari diperhatikan, dan seterusnya.
Bahkan setiap minggu diadakan razia terhadap siswa didalam kelas, tampaknya fungsi kontrol dan pemberian sanksi langsung lebih dikedepankan sehingga anak selalu mengingat bahwa yang ini baik dan yang itu tidak baik. Di sinilah kunci pelajaran budi pekerti yaitu fungsi kontrol sejak anak usia dini. Sekarang ini yang perlu dipikirkan bersama adalah mekanisme kontrol bagaimana yang efektif untuk diterapkan pada saat ini. Maraknya tawuran pelajar yang brutal,keras dan anarkis tak luput dari lepasnya fungsi kontrol sekolah terhadap budi pekerti siswanya.
Nilai merupakan norma yang ada dalam masyarakat sehingga nilai yang ada dalam masyarakat itu mempunyai sanksi dan aturan yang telah menetap yaitu; bentuk funishmen merupakan sanksi pada masyarakat.
"Perbedaan norma-norma yang berlaku di masyarakat"

Norma Agama
Norma Kesusilaan
Norma Kesopanan
Norma Hukum
Tujuan
Umat manusia;
penyempurnaan manusia;
jangan sampai manusia menjadi jahat
Pembuatnya konkret; ketertiban masyarakat
 jangan sampai ada korban kejahatan
Isi
Ditujukkan kepada sikap batin
Ditujukkan kepada sikap lahir
Asal Usul
Dari Tuhan
Dari diri sendiri
Kekuasaan luar yang memaksa
Sanksi
Dari Tuhan
Dari diri sendiri
Dari masyarakat secara tak resmi
Dari negara secara resmi
Daya Kerja
Membebani kewajiban
Membebani kewajiban dan memberi hak
Sikap pertobatannya atas segala kesalahan yaitu dengan adanya sikap sifat, dan prilaku yang menjadikan warganegara yang cerdas dan baik, yaitu;
Menerapkan dan mengamalkan nilai-nilai substansi dari pancasila dalam berbagai kehidupan berkeluarga, bersekolah, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan menjungjung tinggi nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.


4.      PENUTUP
Nilai tercermin di seluruh sekolah di:
n misi diartikulasikan sekolah, tujuan dan nilai-nilai
n kebijakan sekolah semua dan pedoman
n perilaku siswa, guru, staf sekolah & orang tua
n kurikulum dan bahan pembelajaran dalam semua bidang subjek
n proses pengajaran / pembelajaran, metodologi, pedagogi
n seluruh budaya sekolah dan lingkungan

baik Praktek
n Menetapkan bahasa nilai-nilai bersama di sekolah
n Secara eksplisit mengajarkan nilai-nilai dan model
n Menggunakan berbagai strategi pembelajaran
n Meningkatkan lembaga mahasiswa
n Mengembangkan pendekatan yang relevan dengan konteks lokal
n Mengumpulkan data untuk perbaikan terus-menerus

pedagogies
n aktif belajar
n Aksi Penelitian / Kirim / Problem Solving
n Masyarakat berbasis / KKN
n Kritis keaksaraan
n Tim Aksi Mahasiswa / Pelajar Mentoring
n Sokrates Lingkaran


Pustaka Acuan

Internet:













PENDEKATAN PENANAMAN NILAI DALAM PENDIDIKAN

Krisis akhlak disebabkan oleh tidak efektifnya pendidikan nilai dalam arti luas (dirumah,di sekolah,di luar rumah dan sekolah ).Karena itu,dewasa ini banyak komentar terhadap pelaksanaan pendidikan nilai yang dianggap belum mampu menyiapkan generasi muda bangsa menjadi warga Negara yang lebih baik.Memaknai hal tersebut reposisi,re-evaluasi,dan redefinisi pendidikan nilai bagi generasi muda bangsa sangat diperlukan. Inilah PR yang panjang bagi para pemikir bangsa ini untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi krisis moral para pelajar sekarang.Mencermati fenomena bangsa yang sedang dilanda krisis dan mulai menghirup udara demokrasi,maka reformasi dibidang pendidikan harus melibatkan semua komponen pendukungnya baik siswa,guru sekolah,birokrat,orang tua,seluruh lapisan masyarakatb harus bahu membahu bekerja keras untuk meningkatkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan,sehingga menghasilkan SDM yang berpengetahuan,terampil,sehat jasmani dan rohani,kreatif,inovatif,dan berbudi pekerti.Untuk itu lembaga pendidikan menempati posisi strategis,sebab baik buruknya bangsa ini tercermin dari hasil pendidikan sebelumnya.Kiranya sangat tepat dan ideal bila mulai sekarang dimasukkan mata pelajaran budi pekerti yang bertujuan menciptakan pelajar atau anak didik yang lebih baik. Mengenai pelajaran budi pekerti ini,dulu pernah ada,dan masih membekas dalam diri pelajar atau siswa yang pernah mengalaminya.
Misalnya untuk kelas 1 (satu) Sekolah Dasar, siswa diajari bagaimana cara memegang pensil yang baik sehingga tulisannya menjadi rapi, baik, dan dapat tebaca. Kuku-kuku siswa selalu dilihat oleh guru, bila terlalu panjang langsung diberi sanksi, rambutnya yang panjang langsung dipotong. Kerapian setiap hari diperhatikan, dan seterusnya.
Bahkan setiap minggu diadakan razia terhadap siswa didalam kelas, tampaknya fungsi kontrol dan pemberian sanksi langsung lebih dikedepankan sehingga anak selalu mengingat bahwa yang ini baik dan yang itu tidak baik. Di sinilah kunci pelajaran budi pekerti yaitu fungsi kontrol sejak anak usia dini. Sekarang ini yang perlu dipikirkan bersama adalah mekanisme kontrol bagaimana yang efektif untuk diterapkan pada saat ini. Maraknya tawuran pelajar yang brutal,keras dan anarkis tak luput dari lepasnya fungsi kontrol sekolah terhadap budi pekerti siswanya.

Pentingnya pendidikan budi pekerti terhadap anak didik kita juga didasarkan pada pentingnya iman,akhlak dan moral.Hal ini penting sekali dalam kehidupan anak-anak didik kita terutama yang berkaitan dengan agama,setiap agama pasti mendidik agar anak-anak kita selalu bermoral baik dalam segala hal (tingkah laku). Dunia pendidikan telah melupakan tujuan utama pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan,sikap,dan keterampilan secara simultan dan seimbang.Dunia pendidikan kita telah memberikan porsi yang sangat besar untuk pengetahuan,tetapi melupakan pengembangan sikap atau nilai dan perilaku dalam pembelajarannya.Dunia pendidikan sangat meremehkan mata-mata pelajaran yang berkaitan dengan pembentukan karakter bangsa. Di sisi lain,tidak mungkin bahwa pelajaran-pelajaran yang mengembangkan karakter bangsa seperti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),Pendidikan Agama,Ilmu Pengetahuan Sosial dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih banyak menekankan pada asfek kognitif daripada asfek afektif dan psikomotor.Disamping itu,penilaian dalam mata-mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan nilai belum secara total mengukur sosok utuh pribadi siswa.Dewasa ini pelaksanaan pendidikan moral di sekolah diberikan melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dan Pendidikan Agama akan tetapi masih tampak kurang pada keterpaduan dalam model dan strategi pembelajarannya disamping penyajian materi pendidikan moral di sekolah,tampaknya lebih berorientasi pada penguasaan materi yang tercantum dalam kurikulum atau buku teks,dan kurang mengaitkan dengan isu-isu moral esensial yang sedang terjadi dalam masyarakat,sehingga peserta didik kurang mampu memecahkan masalah-masalah moral yang terjadi dalam masyarakat.Bagi para siswa,adalah lebih banyak untuk mengahadapi ulangan atau ujian,dan terlepas dari isu-isu moral esensial kehidupan mereka sehari-hari.Materi pelajaran PPKn dan Pendidikan Agama dirasakan sebagai beban,dihapalkan dan dipahami,tidak menghayati atau dirasakan secara tidak diamalkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Untuk mengembangkan strategi dan model pembelajaran pendidikan dengan menggunakan pendekatan terpadu,diperlukan adanya analisis kebutuhan(needs assessment) siswa dalam belajar pendidikan moral.Dalam kaitan ini diperlukan adanya serangkaian kegiatan antara lain: (1) mengidentifikasi isu-isu sentral yang bermuatan moral dalam masyarakat untuk dijadikan bahan kajian dalam proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode klarifikasi nilai (2) mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran pendidikan moral agar tercapai moral yang komprehensif yaitu kematangan dalam pengetahuan moral perasaan moral,dan tindakan moral,(3) mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah dan kendala-kendala instruksional yang dihadapi oleh para guru di sekolah dan para orang tua murid di rumah dalam usaha membina perkembangan moral siswa,serta berupaya memformulasikan alternatif pemecahannya,(4) mengidentifikasi dan mengklarifikasi nilai-nilai moral yang inti dan universal yang dapat digunakan sebagai bahan kajain dalam proses pendidikan moral,(5) mengidentifikasi sumber-sumber lain yang relevan dengan kebutuhan belajar pendidikan moral. Terkait dengan pelajaran budi pekerti ini,sebenarnya telah banyak pelajaran yang diajarkan di sekolah yang menitik beratkan pada etika moral dan adab yang santun seperti pendidikan Agama,PPKn,dan BK (Bimbingan Konseling).Tetapi itu semua telah terbukti tidak mampu membentuk budi pekerti yang baik.Karena titik berat pada pelajaran ini hanya pada nilai saja,bukan pada perilaku para siswa dalam keseharian.Oleh karena itu,apabila pelajaran budi pekerti benar-benar diterapkan di sekolah,maka penulis disini membeikan beberapa alternative pemikiran yang perlu sebagai sumbangsih,diantarnya :· Penilaian harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan mempunyai kekuatan mengikat (dijadikan pertimbangan kenaikan kelas dan kelulusan) yang didasarkan pada kondisi obyektif pelajar bukan hasil menjawab pertanyaan.· Selalu ada fungsi control yang terus menerus terhadap perilaku siswa.· Sekolah harus bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran yang terkait dengan budi pekerti ,dan· Guru juga harus mampu menjadi suri teladan yang baik kepada siswanya. Dengan demikian dari deskripsi di atas,pendidikan budi pekerti di sekolah menurut penulis masih sangat penting untuk diterapkan sebagai salah satu terapi dekadensi moral pelajar yang nantinya dapat menghancur leburkan tawuran,kekerasan,dan sifat anarki guna tercipta generasi atau pelajar beretika moral yang baik dan berbudi pekerti luhur.Bagaimanapun negeri ini memerlukan generasi yang cerdas,bijak dan bermoral sehingga bisa menyeimbangkan pembangunan keselarasan keimanan dan kemajuan jaman.Pertanyaannya adalah siapkah lingkungan sekolah(formal-informal),masyarakat dan keluarga untuk membangun komitmen bersama mendukung keinginan tersebut? Karena nasib bangsa Indonesia ini terletak dan tergantung pada moralitas generasi mudanya.
 
     
Values Education
VALUES EDUCATION: SETTING THE CONTEXT
“We live in difficult times when peace and human security are facing new challenges at the individual and global level
Education is a key dimension of the long term process of building peace, tolerance, justice and intercultural understanding- the reorientation of education to create a better world is truly urgent.”
Koichiro Matsuura Director-General of UNESCO

WHAT WE KNOW ABOUT VALUES  EDUCATION
Values education is not new or something extra, it is building upon what already exists
Values education is on both national and state agendas
Values can be personalised, politicised and contested
Values education can strengthen students self esteem, optimism and help students to exercise ethical judgement and social responsibility
What is new is progress towards a conscious, explicit and planned approach to values education for all students in all schools
Nilai Pendidikan
NILAI PENDIDIKAN: SETTING KONTEKS
"Kita hidup di zaman sulit ketika perdamaian dan keamanan manusia menghadapi tantangan baru di tingkat individu dan global
Pendidikan merupakan dimensi penting dari proses jangka panjang membangun perdamaian, toleransi, keadilan dan pemahaman-yang antarbudaya reorientasi pendidikan untuk menciptakan dunia yang lebih baik benar-benar mendesak. "
Koichiro Matsuura Direktur-Jenderal UNESCO

APA YANG KAMI TAHU TENTANG PENDIDIKAN NILAI
n Nilai pendidikan tidak baru atau sesuatu yang ekstra, mereka sedang membangun pada apa yang sudah ada
n Nilai pendidikan pada kedua agenda nasional dan negara
n Nilai dapat dipersonalisasi, dipolitisir dan diperebutkan
n Nilai pendidikan dapat memperkuat harga diri siswa, optimisme, dan membantu siswa untuk melakukan penilaian etika dan tanggung jawab sosial
n Apa yang baru adalah kemajuan ke arah pendekatan sadar, eksplisit dan terencana untuk pendidikan nilai bagi semua siswa di semua sekolah

VALUES EDUCATION
A challenging and complex domain
Whose values? Which values?
What is the content of a values
education curriculum?
Should values be taught in schools?
What pedagogies can be used to teach values?
VALUES EDUCATION
Any explicit and/or implicit school based activity which promotes student understanding and knowledge of values, and which develops the skills and dispositions of students so they can enact particular values as individuals and as members of the wider community

Approaches to Values Education
Providing a place in the curriculum for specifically studying values– their nature and significance in our life-choices, and how one goes about justifying them and negotiating value agreements in the group: in short, studying the “discipline” of values discourse.

Values Education Programs:
            Drug Education, Religious Education, Program Achieve, Social Skills Programs
NILAI PENDIDIKAN
Sebuah domain yang menantang dan kompleks
Yang nilai-nilainya? Yang nilai-nilai?
Apa isi dari nilai
kurikulum pendidikan?
Haruskah nilai-nilai diajarkan di sekolah?
Apa pedagogies dapat digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai?
NILAI PENDIDIKAN
Setiap kegiatan sekolah eksplisit dan / atau implisit berbasis yang mempromosikan pemahaman siswa dan pengetahuan tentang nilai-nilai, dan yang mengembangkan keterampilan, dan disposisi dari siswa sehingga mereka dapat memberlakukan nilai-nilai tertentu sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat luas

Pendekatan untuk Pendidikan Nilai
n Menyediakan tempat dalam kurikulum untuk khusus mempelajari sifat-nilai dan arti dalam-pilihan hidup kita, dan bagaimana orang pergi tentang membenarkan mereka dan negosiasi kesepakatan nilai dalam kelompok: singkatnya, mempelajari "disiplin" wacana nilai.
n Nilai Program Pendidikan:
Pendidikan narkoba, Program Pendidikan, Agama Mencapai, Program Sosial Keterampilan

Service Learning Approaches
Service learning provides the opportunity for students to learn and develop through active participation to meet a specific community need.

Students experience success in helping others and learn to view themselves differently.

World Views
Values don’t exist in a vacuum – they come out of the beliefs we hold about the world
We need to understand why people hold different values and why they behave differently
The overall perspective from which one sees and interprets the world
A collection of beliefs about life or the universe held by an individual or a group
It is the root, the source, from which our thoughts, values, actions and feelings spring.

A Whole School Approach
Involves all members of the school community  (students, parents, teachers, community members)
Acknowledges that values learning occurs not only through the formal curriculum but across all experiences in a student’s school life
Ensures students receive consistent values messages
Promotes the sharing of a common vision and common language
Whole School Approach

Layanan Belajar Pendekatan
n Layanan pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan mengembangkan melalui partisipasi aktif untuk memenuhi kebutuhan komunitas tertentu.

n Siswa mengalami kesuksesan dalam membantu orang lain dan belajar untuk melihat diri mereka berbeda.

dunia Views
n Nilai tidak ada dalam ruang hampa - mereka keluar dari keyakinan kami miliki tentang dunia
n Kita perlu memahami mengapa orang memegang nilai-nilai yang berbeda dan mengapa mereka berperilaku berbeda
n Perspektif keseluruhan dari mana orang melihat dan menafsirkan dunia
n Sebuah kumpulan keyakinan tentang kehidupan atau alam semesta dimiliki oleh individu atau kelompok
n Ini adalah akar, sumber, dari mana pikiran kita, nilai-nilai, tindakan dan perasaan musim semi.

Pendekatan Whole Sekolah
n Melibatkan semua anggota komunitas sekolah (siswa, orang tua, guru, anggota masyarakat)
n Mengakui bahwa nilai-nilai pembelajaran terjadi tidak hanya melalui kurikulum formal, tetapi di semua pengalaman dalam kehidupan sekolah siswa
n Memastikan siswa menerima pesan yang konsisten nilai-nilai
n Meningkatkan berbagi visi yang sama dan bahasa yang sama
Seluruh Sekolah Pendekatan

Values reflected across the whole school in:
the articulated school mission, purpose    and values
all school policies and guidelines
the behaviour of students, teachers, school staff & parents
the curricula and learning materials in all subject areas
the teaching/learning process, methodology, pedagogy
the whole school culture and        environment

Good Practice
Establishes a shared values language across the school
Explicitly teaches and models values
Uses a range of learning strategies
Enhances student agency
Develops approaches relevant to the local context
Gathers data for continuous improvement

Pedagogies
Active learning
Action research / Inquiry / Problem Solving
Community based / Service learning
Critical literacy
Student Action Teams / Student Mentoring
Socratic Circles

Where Does Values Education Fit in the Curriculum?
·  civics and citizenship education
            ·  environmental education, sustainable futures
            ·  international and global education
            ·  indigenous studies, languages and multicultural education
            ·  history, philosophy, social sciences
            ·  health and human development
            ·  sciences – ethical dilemmas, problem solving
            ·  math, economics (equity issues –gap between haves/have-nots)
            ·  media & ICTs – critical thinking, discernment, choosing screen-based information
Nilai tercermin di seluruh sekolah di:
n misi diartikulasikan sekolah, tujuan dan nilai-nilai
n kebijakan sekolah semua dan pedoman
n perilaku siswa, guru, staf sekolah & orang tua
n kurikulum dan bahan pembelajaran dalam semua bidang subjek
n proses pengajaran / pembelajaran, metodologi, pedagogi
n seluruh budaya sekolah dan lingkungan

baik Praktek
n Menetapkan bahasa nilai-nilai bersama di sekolah
n Secara eksplisit mengajarkan nilai-nilai dan model
n Menggunakan berbagai strategi pembelajaran
n Meningkatkan lembaga mahasiswa
n Mengembangkan pendekatan yang relevan dengan konteks lokal
n Mengumpulkan data untuk perbaikan terus-menerus

pedagogies
n aktif belajar
n Aksi Penelitian / Kirim / Problem Solving
n Masyarakat berbasis / KKN
n Kritis keaksaraan
n Tim Aksi Mahasiswa / Pelajar Mentoring
n Sokrates Lingkaran

Dimana Apakah Nilai Pendidikan Fit di Kurikulum?
kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan
lingkungan pendidikan, masa depan yang berkelanjutan
internasional dan global pendidikan
adat studi, bahasa dan pendidikan multikultural
sejarah, filsafat, ilmu sosial
kesehatan dan pembangunan manusia
ilmu - dilema etika, pemecahan masalah
matematika, ekonomi (ekuitas isu-kesenjangan antara kaya / si miskin)
Media & TIK - pemikiran kritis, penegasan, memilih layar informasi berbasis

THE FRAMEWORK’S VISION
All Australian schools will promote values education in a planned and systematic way by:
Developing student responsibility in local, national and global contexts
Building student resilience and social skills
Ensuring values are incorporated in school policies and teaching programs
Articulating the school’s mission/ethos
Reviewing the outcomes of their values education practices

CORE VALUES FOR AUSTRALIAN SCHOOLING
Care and compassion
Doing your best
Fair go
Freedom
Honesty and trustworthiness
Integrity
Respect
Responsibility
Understanding, tolerance and inclusion

Whose values? Whose voices?
“Where every value is defined you’ll find a totalitarian society.
Rather, we need to engage with students in dialogue and deep thinking about values.”
Professor Lee Win On, Professor & Principal Lecturer , Hong Kong Institute for Education –National Values Forum 2005

Gaps in our knowledge
How are we preparing young people for recognising and understanding values issues that are complex and difficult in Australia’s changing society?

What is the role of criticism and non conformity in values education?

Other gaps
How are we preparing all teachers to be values educators?
How do we more effectively engage parents and communities in values education partnerships?
How do we address values education in non mainstream school contexts?
How do we report meaningfully on values learning outcomes?

RELATED INITIATIVES
National School Drug Education Strategy
National Safe Schools Framework
Mind Matters Program
Discovering Democracy Project
Global Education
National Environment and Sustainable Education Statement for Australian Schools (2005)
National Statement – Engaging Students with Asia (work in progress 2005)
KERANGKA'S VISI
§ Semua sekolah Australia akan memajukan pendidikan nilai-nilai secara terencana dan sistematis dengan:
§ Mengembangkan siswa tanggung jawab dalam konteks lokal, nasional dan global
§ Gedung mahasiswa ketahanan dan keterampilan sosial
§ Memastikan nilai digabungkan dalam kebijakan sekolah dan program pengajaran
§ Mengartikulasikan sekolah misi / etos
§ Mengkaji hasil dari praktik pendidikan mereka nilai

CORE VALUES untuk sekolah AUSTRALIA
n Perawatan dan kasih sayang
n Melakukan yang terbaik
n Cukup pergi
n Kebebasan
n Kejujuran dan kepercayaan
n Integritas
n Menghormati
n Tanggung Jawab
n Memahami, toleransi dan inklusi

Yang nilai-nilainya? Yang suaranya?
"Dimana nilai setiap didefinisikan Anda akan menemukan masyarakat totaliter.
Sebaliknya, kita perlu untuk terlibat dengan siswa dalam dialog dan pemikiran mendalam tentang nilai-nilai. "
Profesor Lee Win On, Profesor & Dosen Kepala Sekolah, Hong Kong Institut Pendidikan Nasional Forum-Nilai 2.005

Kesenjangan dalam pengetahuan kita
n Bagaimana kita mempersiapkan orang muda untuk mengenali dan memahami isu-isu nilai-nilai yang kompleks dan sulit dalam masyarakat Australia yang berubah?

n Apa peran kritik dan ketidaksesuaian dalam pendidikan nilai-nilai?

Lain kesenjangan
n Bagaimana kita mempersiapkan semua guru menjadi pendidik nilai-nilai?
n Bagaimana kita lebih efektif terlibat orang tua dan masyarakat dalam kemitraan pendidikan nilai-nilai?
n Bagaimana kita menangani pendidikan nilai dalam konteks sekolah utama non?
n Bagaimana kita melaporkan bermakna pada nilai-nilai hasil belajar?

TERKAIT PRAKARSA
n Nasional Sekolah Obat Pendidikan Strategi
n Nasional Aman Sekolah Kerangka
n Pikiran Matters Program
n Menemukan Proyek Demokrasi
n Global Education
n Nasional Lingkungan dan Pendidikan Pernyataan Berkelanjutan untuk Sekolah Australia (2005)
n Nasional Pernyataan - Siswa Engaging dengan Asia (work in progress 2005)