MATA KULIAH
PENDIDIKAN NILAI
UPI Bandung 2012/2013
N. PENANAMAN PENDIDIKAN NILAI
Gunawan Santoso
Nim. 1202249
Abstrak
Kata kunci:
1.
PENDAHULUAN
Penanaman pendidikan nilai merupakan pembentukan
karakter jatidiri seseorang sebagai cikal bakal awal terbentuknya sikap, sifat,
perbuatan, watak, dan ciri khas, seseorang dalam segala aspek kehidupan.
Namun penanaman pendidikan nilai harus melihat dan
memperhatikan beberapa tingkatan pelaksanaan berdasarkan usia dan kedewasaan
setiap orang. Hal itu untuk menjaga agar penanaman nilai bisa beradaptasi dalam
berbagai usia sebagai bentuk penghormatan terhadap usia.
Disisi lain, tidak dipungkiri bahwa
pelajaran-pelajaran yang mengembangkan karakter bangsa terutama di sekolah dalam
penanaman pendidikan nilai oleh Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama,
Ilmu Pengetahuan Sosial, dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih banyak
menekankan pada aspek kognitif daripada aspek afektif dan psikomotorik.
Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
kita harus lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kelompok. Karena hal ini sebagai pondasi fundamental
untuk membentuk masyarakat yang bersatu menjalin kebersamaan.
Untuk itu perlu adanya penanaman pendidikan nilai yang
spesifik pada setiap mata pelajaran agar lebih terkontrol dan terevaluasi dalam
keberhasilan dan kegagalan serta bentuk funishmen dan sikap pertobatannya atas
segala kesalahan, demi terbentuknya sikap, sifat dan perbuatan manusia yang
baik.
2.
KAJIAN
LITERATUR
A. Dalam pendekatan penanaman nilai, dengan
melalui pendekatan-pendekatan teori dalam penanaman pendidikan nilai yaitu;
1.
Dengan
kepiawaian guru sebagai the hidden curriculum nilai dapat diintegrasikan
dengan mata pelajaran, apakah nilai keagamaan, nilai ideologi atau nilai
budaya.
2.
Dengan
kepiawaian guru pula, maka setiap penjelasan, contoh, pemahaman dan tindakan
perilaku baik yang berhubungan dengan pelajaran maupun dalam kehidupan tidak
bebas nilai (value free).
3. Dalam keteladanan orang dewasa dihadapan
peserta didik, selalu harus memiliki nilai wibawa yang dapat melahirkan nilai
etika sebagai sosok anutan yang memiliki ego ideal yang mengesankan anak didik.
B.
moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang
moral dan moral action atau perbuatan bermoral.
Dalam
pendidikan karakter Lickona (1992) menekankan pentingnya tiga komponen karakter
yang baik (components of good character) yaitu moral knowing atau
pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral dan
moral action atau perbuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar siswa
didik mampu memahami, merasakan dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai
kebajikan.
1) Moral
Knowing
Terdapat enam hal yang menjadi tujuan dari diajarkannya moral knowing
yaitu :
1.
Moral awareness, atau kesadaran moral,
2.
Knowing moral values, atau mengetahui nilai-nilai moral
3.
Perspective taking, atau perspektif mengambil
4.
Moral reasoning, atau penalaran moral
5.
Decision making, atau pengambilan keputusan,
Dan
6.
Self knowledge. atau pengetahuan diri
2) Moral
feeling
Terdapat enam hal yang merupakan aspek dari emosi yang harus mampu
dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia yang berkarakter yakni :
1.
Conscience, atau hati nurani,
2.
Self esteem, atau harga diri,
3.
Emphaty, atau empati,
4.
Loving the good, atau mencintai kebaikan,
5.
Self control, atau kontrol diri, Dan
6.
Humility, atau kerendahan hati.
3)
Moral Action.
Perbuatan/tindakan
moral ini merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya.
Untuk memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act
morally) maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter yaitu:
1.
Kompetensi (competence),
2.
Keinginan (will),
3.
Kebiasaan (habit).
C. Hal yang penting dan elemen konsep dasar
pilihan / sumber asli nilai;
Berdasarkan sumbernya maka kita dapat
memilih mana sumber yang cocok untuk kita pribadi dan untuk kita berikan
sebagai bukti penguasaari sumber nilai ini.
1) Idiologi
Pada idiologi ini adanya sikap di lingkungan bangsa dan
negara dengan disiplin hukum dan ketertiban, cinta
negara, demokratis, altruistis
berani, dan dalam lingkungan global, solidaritas dan nasionalis patriotic produktif warganegara
tercerahkan kebanggaan nasional natioal loyalitas
Konsep dasar;
1.
Bangsa sebelum masyarakat dan masyarakat atas diri
2.
Konsensus, tidak bertentangan
3.
Perhatikan aturan di kelas,
4.
Masyarakat dan negara
5.
Menjaga rasa nasionalisme
6.
Berkomitmen untuk kemajuan bangsa
7.
UUD 1945 dapat diganti / diubah
2) Agama
Kepercayaan pada Allah Yang Maha
Kuasa, Pengabdian kepada Tuhan cinta agama, kepatuhan
terhadap agama, mengajar, adil, penuh kebaikan tanpa
pamrih, harapan, dan thruthfuflness
Rasa humanisme , Keadilan nilai-nilai moral, dan spiritual bijaksana.
Konsep dasar;
- Ras dan agama
- Harmoni
- Membuat orang lain bahagia dan oneshelf
- Mengadopsi cara yang sah dalam meskipun kesulitan
- Mengambil langkah positif untuk menghindari kesalahan masa lalu
- Bantuan lainnya rela
- Perkawinan campuran dalam agama yang berbeda dilarang oleh hukum Islam
3) Budaya
Toleransi dan kemauan baik kebaikan empati dan etiket
kesopanan keriangan sehat Persahabatan ent acknowledgem kaya
Diam Menghormati Syukur
Konsep dasar;
1.
Keluarga sebagai unit dasar masyarakat
2.
Dukungan masyarakat dan menghormati theindividual
3.
Ambil inisiative dalam membantu orang lain
4.
Berbagi satu barang dengan orang lain
5.
Sosial yang dengan rasa tanggung jawab
6.
Pendidikan seks bagi remaja cocok untuk menjadi
meskipun
3.
PENANAMAN
PENDIDIKAN NILAI
Untuk melakukan penanaman pendidikan nilai akan
dibahas dengan diawali dengan pertanyaan apa itu nilai, siapa yang harus
melakukan penanaman pendidikan nilai, dimana pendidikan nilai dipraksiskan, dan
mengapa penanaman pendidikan nilai itu penting?, kapan nilai-nilai kita
ajarkan?, apa bentuk funishmen dan sikap pertobatannya atas segala kesalahan,
demi terbentuknya sikap, sifat dan perbuatan manusia yang baik?
Apa itu
nilai dan pendidikan
Sebelum itu, kita pahami dulu apa pengertian nilai.
Kata nilai berasal dr bhs inggris value
yg diturunkan dr kata latin valere yg
artinya berguna, mampu, akan, berdaya, berlaku, shg nilai diartikan sesuatu yg di pandang baik, disukai dan paling
benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.
Sehingga nilai adalah segala sesuatu yang dijadikan ukuran, untuk
menentukan berharganya segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia.
Kemudian nilai sosial adalah sikap dan perasaan yang diterima oleh
masyarakat sebagai dasar untuk merumuskan apa yang benar dan penting di
masyarakat . Nilai sosial sifatnya abstrak dan ukuran masing-masing nilai
ditempatkan dalam struktur berdasarkan peringkat yang ada di masyarakat.
Macam-macam
nilai;
a. Nilai-nilai
nurani (values of being), yaitu :
kejujuran, keberanian. cinta damai, keandalan diri dan potensi, disiplin diri
dan tahu batas, kemurnian dan kesucian.
b.
Nilai-nilai memberi (values of giving), yaitu : setia dan dapat dipercaya, hormat, cinta,kasih, saying,
peka dan tidak egois, baik hati dan ramah, adil dan murah hati.
Nilai pendidikan
Setiap kegiatan sekolah eksplisit dan / atau
implisit berbasis yang
mempromosikan pemahaman siswa dan
pengetahuan tentang nilai-nilai, dan yang mengembangkan keterampilan,
dan disposisi dari siswa sehingga mereka dapat memberlakukan
nilai-nilai tertentu sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat luas
Mengapa
penanaman pendidikan nilai itu penting
Alasan ini merupakan alasan yang fundamental bagi bangsa ini yaitu;
a.
Masalah bangsa adalah karena kita gagal menumbuh
kembangkan penanaman pendidikan nilai, baik di lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat.
b.
Karakter bangsa Indonesia saat ini: adalah mudah iri
hati, picik, dan tidak menyadari tujuan bersama.
c.
Penanaman pendidikan nilai menjadi penting karena untuk
mengetahui dan memahami sikap, sifat, dan perbuatan antara baik dan buruk untuk
menjadi teladan yang baik, ataukah menjadi teladan yang buruk.
d.
Nilai juga menjadi penting karena nilai menguntungkan
baik bagi yg mempraktekkan maupun bagi orang lain yg terkena akibatnya.
e.
Penanaman pendidikan nilai merupakan indoktrinasi yang
dipandang paing sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
Siapa yang
harus melakukan penanaman pendidikan nilai
Setiap anak berhak bertanggung jawab atas pendidikan nilai bagi
kehidupannya sendiri. Orang tua adalah teladan dan guru yg utama, dan guru di
sekolah adalah teladan yang kedua setelah orang tua, mengapa demikian? Karena
tugas pendidik hanya sebatas menyadarkan peserta didik.
Kemampuan yang mestinya dimiliki
oleh seorang guru yaitu;
§
Kenali sifat peserta didik
§
Bangun semangat mendidik
§
Bekali dengan ilmu mendidik
§
Kembangkan 5 ranah kecerdasan secara seimbang
§
Jadilah contoh yang baik
§
Perbaiki selalu kualitas dalam mendidik
Kemampuan yang tidak boleh dimiliki
oleh seorang guru yaitu;
§ Rapuh Dalam Pengetahuan dan Teknologi
§ Rendah Kreativitas
§
Kurang
Disiplin
§ Cenderung Tidak Efisien
§ Kurang Gigih Tidak Konsisten
§ Tidak Dapat Menghargai Waktu
§
Tidak
Dapat Menghargai Orang Lain
§
Lemah
Dalam Semangat Team
§ Kurang Tanggung Jawab Dan Kredibilitas
Dimana
pendidikan nilai dipraksiskan
Di dalam keluarga, sekolah, masyarakat, dan berbangsa/bernegara.
Tempat dan waktu yang baik adalah tempat yang sesuai dengan sikon yaitu:
•
Belajar
bermutu, hal ini dilakukan di tempat KBM terjadi
•
Bekerja
bermutu, hal ini dilakukan di tempat pekerjaan dilakukan
•
Bermain
bermutu, hal ini dilakukan berada di tempat bermain
•
Berkarya
bermutu, hal ini dilakukan dengan kemampuan yang tinggi
•
Istirahat
bermutu, hal ini dilakukan di tempat tidur, dengan waktu yang tepat dan
teratur.
Apa bentuk
keberhasilan dan kegagalan dari penanaman pendidikan nilai?
Keberhasilan tergantung dari peranan pendidik (guru).
Ketika mereka berhasil atau bahkan baru mencoba. Kunci untuk mengajarkan
keberanian kepad anak-anak berapapun usia mereka adalah menyadari bahwa persiapan dan keyakinan atau kepercayaan juga
mendukung keberanian.
Contoh bentuk keberhasilan penanaman nilai :
Enam
nilai etik utama (core ethical values) dalam deklarasi Aspen yang
disepakati untuk diajarkan dalam sistem pendidikan karakter di Amerika yang
meliputi :
1.
Dapat dipercaya (trustworthy) meliputi sifat
jujur (honesty) dan integritas (integrity),
2.
Memperlakukan orang lain dengan hormat (treats
people with respect),
3.
Bertanggungjawab (responsible),
4.
Adil (fair),
5.
Kasih sayang (caring) dan
6.
Warganegara yang baik (good citizen)
Contoh bentuk kegagalan penanaman nilai :
Dalam lingkungan keluarga
yaitu; rumah tangga tidak harmonis.
Dalam lingkungan sekolah yaitu;
kenakalan remaja dengan adanya tawuran yang akibatnya dari tawuran adanya
dendam yang berlarut, kelompok geng di sekolah dan adanya pencontekan pada saat
ujian.
Dalam lingkungan masyarakat
yaitu; perampokan, pembunuhan,
penculikan, banyaknya penyakit di masyarakat terutama pada rakyat miskin,
merambahnya penyakit hiv aids, dll.
Dalam lingkungan negara yaitu; Salah
satu yang terbesar tingkat korupsi Indonesia bersama negara Kenya, merupakan
negara no. 6 terkorup di dunia (Transparency
International).
Kapan
nilai-nilai kita ajarkan?
Nilai-nilai kita ajarkan kepada anak sejak mulai dari kecil sesuai dengan
perkembangan mereka.
Bagaimana
pembelajaran praksis dalam penanaman pendidikan nilai
Pendekatan penanaman nilai memiliki tujuan yaitu:
1.
Diterimanya nilai-nilai social
2.
Berubahnya nilai siswa dengan nilai social yang
diinginkan yaitu membentuk warganegara yang baik.
Pendekatan untuk Pendidikan Nilai yaitu dengan cara;
1.
Menyediakan tempat
dalam kurikulum
Hal itu untuk khusus mempelajari
sifat-nilai dan
arti dalam-pilihan hidup kita, dan bagaimana orang pergi tentang membenarkan mereka dan negosiasi kesepakatan
nilai dalam kelompok: singkatnya, mempelajari "disiplin" wacana nilai.
2.
Nilai Program
Pendidikan:
Pendidikan narkoba, Program Pendidikan, Pencapaian Nilai Agama,
dan Program Sosial Keterampilan
Pembelajaran praksis dalam penanaman pendidikan nilai
yaitu dengan adanya kegiatan bermutu dengan pengembangan 5 ranah kecerdasan
dalam penanaman pendidikan nilai yaitu:
a.
Spiritual
( Jujur, adil, syukur, tawakal, suci, iman, cinta kasih, ikhlas, pema’af
)
b. Emosional
( Tangguh, disiplin, ulet,
empatik, sabar, hemat, gembira, optimis, teguh, setia, cinta kasih, Berani,
taat, tabah, sopan )
c. Sosial
( Dermawan, ramah, luwes,
terbuka, menghargai sesama, tepaselira, toleransi, simpatik, santun, suka
menolong )
d. Intelektual
( cerdas, cermat, tepat, benar,
cepat, logis, unggul, aktual, inovatif, kreatif )
e. Fisikal
( Sehat, segar, bugar, tangkas,
bersih, tanggap, cepat, tepat, ceria, gembira, kuat, luwes )
Apa bentuk
funishmen dan sikap pertobatannya atas segala kesalahan, demi terbentuknya
sikap, sifat dan perbuatan manusia yang baik?
R.S.S. Baden Powell, “Kebiasaan yang jelek itu
seperti gigi yang jelek, ia harus dicabut.
Caranya dengan mengisi kekurangannya tidak sekedar dimengerti tetapi
digunakan dalam kehidupan sehari-hari” (Lifes’s Snags and How to Meet Them – 1927: 49).
Contoh Mengenai demi terbentuknya sikap, sifat dan
perbuatan manusia yang baik yiatu dengan pelajaran budi pekerti ini, dulu
pernah ada, dan masih membekas dalam diri pelajar atau siswa yang pernah
mengalaminya.
Misalnya untuk kelas 1 (satu) Sekolah Dasar, siswa diajari bagaimana cara
memegang pensil yang baik sehingga tulisannya menjadi rapi, baik, dan dapat
tebaca. Kuku-kuku siswa selalu dilihat oleh guru, bila terlalu panjang langsung
diberi sanksi, rambutnya yang panjang langsung dipotong. Kerapian setiap hari
diperhatikan, dan seterusnya.
Bahkan setiap minggu diadakan razia terhadap siswa didalam kelas,
tampaknya fungsi kontrol dan pemberian sanksi langsung lebih dikedepankan
sehingga anak selalu mengingat bahwa yang ini baik dan yang itu tidak baik. Di
sinilah kunci pelajaran budi pekerti yaitu fungsi kontrol sejak anak usia dini.
Sekarang ini yang perlu dipikirkan bersama adalah mekanisme kontrol bagaimana
yang efektif untuk diterapkan pada saat ini. Maraknya tawuran pelajar yang
brutal,keras dan anarkis tak luput dari lepasnya fungsi kontrol sekolah
terhadap budi pekerti siswanya.
Nilai merupakan norma yang ada dalam masyarakat
sehingga nilai yang ada dalam masyarakat itu mempunyai sanksi dan aturan yang
telah menetap yaitu; bentuk funishmen merupakan sanksi pada masyarakat.
"Perbedaan norma-norma yang berlaku di masyarakat"
|
Norma Agama
|
Norma Kesusilaan
|
Norma Kesopanan
|
Norma Hukum
|
Tujuan
|
Umat manusia;
penyempurnaan manusia;
jangan sampai manusia menjadi jahat
|
Pembuatnya konkret; ketertiban
masyarakat
jangan sampai ada korban
kejahatan
|
||
Isi
|
Ditujukkan kepada sikap batin
|
Ditujukkan kepada sikap lahir
|
||
Asal Usul
|
Dari Tuhan
|
Dari diri sendiri
|
Kekuasaan luar yang memaksa
|
|
Sanksi
|
Dari Tuhan
|
Dari diri sendiri
|
Dari masyarakat secara tak resmi
|
Dari negara secara resmi
|
Daya Kerja
|
Membebani kewajiban
|
Membebani kewajiban dan memberi hak
|
Sikap pertobatannya atas segala kesalahan yaitu dengan
adanya sikap sifat, dan prilaku yang menjadikan warganegara yang cerdas dan
baik, yaitu;
Menerapkan dan mengamalkan nilai-nilai substansi dari
pancasila dalam berbagai kehidupan berkeluarga, bersekolah, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, dengan menjungjung tinggi nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
4.
PENUTUP
Nilai
tercermin di seluruh sekolah di:
n misi diartikulasikan sekolah, tujuan dan nilai-nilai
n kebijakan sekolah semua dan pedoman
n perilaku siswa, guru, staf sekolah & orang tua
n kurikulum dan bahan pembelajaran dalam semua bidang subjek
n proses pengajaran / pembelajaran, metodologi, pedagogi
n seluruh budaya sekolah dan lingkungan
baik Praktek
n Menetapkan bahasa nilai-nilai bersama di sekolah
n Secara eksplisit mengajarkan nilai-nilai dan model
n Menggunakan berbagai strategi pembelajaran
n Meningkatkan lembaga mahasiswa
n Mengembangkan pendekatan yang relevan dengan konteks lokal
n Mengumpulkan data untuk perbaikan terus-menerus
pedagogies
n aktif belajar
n Aksi Penelitian / Kirim / Problem Solving
n Masyarakat berbasis / KKN
n Kritis keaksaraan
n Tim Aksi Mahasiswa / Pelajar Mentoring
n Sokrates Lingkaran
n misi diartikulasikan sekolah, tujuan dan nilai-nilai
n kebijakan sekolah semua dan pedoman
n perilaku siswa, guru, staf sekolah & orang tua
n kurikulum dan bahan pembelajaran dalam semua bidang subjek
n proses pengajaran / pembelajaran, metodologi, pedagogi
n seluruh budaya sekolah dan lingkungan
baik Praktek
n Menetapkan bahasa nilai-nilai bersama di sekolah
n Secara eksplisit mengajarkan nilai-nilai dan model
n Menggunakan berbagai strategi pembelajaran
n Meningkatkan lembaga mahasiswa
n Mengembangkan pendekatan yang relevan dengan konteks lokal
n Mengumpulkan data untuk perbaikan terus-menerus
pedagogies
n aktif belajar
n Aksi Penelitian / Kirim / Problem Solving
n Masyarakat berbasis / KKN
n Kritis keaksaraan
n Tim Aksi Mahasiswa / Pelajar Mentoring
n Sokrates Lingkaran
Pustaka Acuan
Internet:
PENDEKATAN PENANAMAN NILAI DALAM PENDIDIKAN
Krisis akhlak
disebabkan oleh tidak efektifnya pendidikan nilai dalam arti luas (dirumah,di
sekolah,di luar rumah dan sekolah ).Karena itu,dewasa ini banyak komentar
terhadap pelaksanaan pendidikan nilai yang dianggap belum mampu menyiapkan
generasi muda bangsa menjadi warga Negara yang lebih baik.Memaknai hal tersebut
reposisi,re-evaluasi,dan redefinisi pendidikan nilai bagi generasi muda bangsa
sangat diperlukan. Inilah PR yang panjang bagi para pemikir bangsa ini untuk
mencari solusi terbaik dalam mengatasi krisis moral para pelajar
sekarang.Mencermati fenomena bangsa yang sedang dilanda krisis dan mulai
menghirup udara demokrasi,maka reformasi dibidang pendidikan harus melibatkan
semua komponen pendukungnya baik siswa,guru sekolah,birokrat,orang tua,seluruh
lapisan masyarakatb harus bahu membahu bekerja keras untuk meningkatkan potensi
Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan,sehingga menghasilkan SDM yang
berpengetahuan,terampil,sehat jasmani dan rohani,kreatif,inovatif,dan berbudi
pekerti.Untuk itu lembaga pendidikan menempati posisi strategis,sebab baik
buruknya bangsa ini tercermin dari hasil pendidikan sebelumnya.Kiranya sangat
tepat dan ideal bila mulai sekarang dimasukkan mata pelajaran budi pekerti yang
bertujuan menciptakan pelajar atau anak didik yang lebih baik. Mengenai
pelajaran budi pekerti ini,dulu pernah ada,dan masih membekas dalam diri
pelajar atau siswa yang pernah mengalaminya.
Misalnya untuk
kelas 1 (satu) Sekolah Dasar, siswa diajari bagaimana cara memegang pensil yang
baik sehingga tulisannya menjadi rapi, baik, dan dapat tebaca. Kuku-kuku siswa
selalu dilihat oleh guru, bila terlalu panjang langsung diberi sanksi, rambutnya
yang panjang langsung dipotong. Kerapian setiap hari diperhatikan, dan
seterusnya.
Bahkan setiap
minggu diadakan razia terhadap siswa didalam kelas, tampaknya fungsi kontrol
dan pemberian sanksi langsung lebih dikedepankan sehingga anak selalu mengingat
bahwa yang ini baik dan yang itu tidak baik. Di sinilah kunci pelajaran budi
pekerti yaitu fungsi kontrol sejak anak usia dini. Sekarang ini yang perlu
dipikirkan bersama adalah mekanisme kontrol bagaimana yang efektif untuk
diterapkan pada saat ini. Maraknya tawuran pelajar yang brutal,keras dan
anarkis tak luput dari lepasnya fungsi kontrol sekolah terhadap budi pekerti
siswanya.
Pentingnya
pendidikan budi pekerti terhadap anak didik kita juga didasarkan pada
pentingnya iman,akhlak dan moral.Hal ini penting sekali dalam kehidupan
anak-anak didik kita terutama yang berkaitan dengan agama,setiap agama pasti
mendidik agar anak-anak kita selalu bermoral baik dalam segala hal (tingkah
laku). Dunia pendidikan telah melupakan tujuan utama pendidikan yaitu
mengembangkan pengetahuan,sikap,dan keterampilan secara simultan dan
seimbang.Dunia pendidikan kita telah memberikan porsi yang sangat besar untuk
pengetahuan,tetapi melupakan pengembangan sikap atau nilai dan perilaku dalam
pembelajarannya.Dunia pendidikan sangat meremehkan mata-mata pelajaran yang
berkaitan dengan pembentukan karakter bangsa. Di sisi lain,tidak mungkin bahwa
pelajaran-pelajaran yang mengembangkan karakter bangsa seperti Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),Pendidikan Agama,Ilmu Pengetahuan Sosial
dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih banyak menekankan pada asfek kognitif
daripada asfek afektif dan psikomotor.Disamping itu,penilaian dalam mata-mata
pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan nilai belum secara total mengukur
sosok utuh pribadi siswa.Dewasa ini pelaksanaan pendidikan moral di sekolah
diberikan melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
dan Pendidikan Agama akan tetapi masih tampak kurang pada keterpaduan dalam
model dan strategi pembelajarannya disamping penyajian materi pendidikan moral
di sekolah,tampaknya lebih berorientasi pada penguasaan materi yang tercantum
dalam kurikulum atau buku teks,dan kurang mengaitkan dengan isu-isu moral
esensial yang sedang terjadi dalam masyarakat,sehingga peserta didik kurang
mampu memecahkan masalah-masalah moral yang terjadi dalam masyarakat.Bagi para
siswa,adalah lebih banyak untuk mengahadapi ulangan atau ujian,dan terlepas
dari isu-isu moral esensial kehidupan mereka sehari-hari.Materi pelajaran PPKn
dan Pendidikan Agama dirasakan sebagai beban,dihapalkan dan dipahami,tidak
menghayati atau dirasakan secara tidak diamalkan dalam perilaku kehidupan
sehari-hari. Untuk mengembangkan strategi dan model pembelajaran pendidikan
dengan menggunakan pendekatan terpadu,diperlukan adanya analisis
kebutuhan(needs assessment) siswa dalam belajar pendidikan moral.Dalam kaitan
ini diperlukan adanya serangkaian kegiatan antara lain: (1) mengidentifikasi
isu-isu sentral yang bermuatan moral dalam masyarakat untuk dijadikan bahan
kajian dalam proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode klarifikasi
nilai (2) mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran
pendidikan moral agar tercapai moral yang komprehensif yaitu kematangan dalam
pengetahuan moral perasaan moral,dan tindakan moral,(3) mengidentifikasi dan
menganalisis masalah-masalah dan kendala-kendala instruksional yang dihadapi
oleh para guru di sekolah dan para orang tua murid di rumah dalam usaha membina
perkembangan moral siswa,serta berupaya memformulasikan alternatif
pemecahannya,(4) mengidentifikasi dan mengklarifikasi nilai-nilai moral yang
inti dan universal yang dapat digunakan sebagai bahan kajain dalam proses
pendidikan moral,(5) mengidentifikasi sumber-sumber lain yang relevan dengan
kebutuhan belajar pendidikan moral. Terkait dengan pelajaran budi pekerti
ini,sebenarnya telah banyak pelajaran yang diajarkan di sekolah yang menitik
beratkan pada etika moral dan adab yang santun seperti pendidikan
Agama,PPKn,dan BK (Bimbingan Konseling).Tetapi itu semua telah terbukti tidak
mampu membentuk budi pekerti yang baik.Karena titik berat pada pelajaran ini
hanya pada nilai saja,bukan pada perilaku para siswa dalam keseharian.Oleh
karena itu,apabila pelajaran budi pekerti benar-benar diterapkan di
sekolah,maka penulis disini membeikan beberapa alternative pemikiran yang perlu
sebagai sumbangsih,diantarnya :· Penilaian harus dilakukan dengan
sungguh-sungguh dan mempunyai kekuatan mengikat (dijadikan pertimbangan
kenaikan kelas dan kelulusan) yang didasarkan pada kondisi obyektif pelajar
bukan hasil menjawab pertanyaan.· Selalu ada fungsi control yang terus menerus
terhadap perilaku siswa.· Sekolah harus bertindak tegas terhadap setiap
pelanggaran yang terkait dengan budi pekerti ,dan· Guru juga harus mampu
menjadi suri teladan yang baik kepada siswanya. Dengan demikian dari deskripsi
di atas,pendidikan budi pekerti di sekolah menurut penulis masih sangat penting
untuk diterapkan sebagai salah satu terapi dekadensi moral pelajar yang
nantinya dapat menghancur leburkan tawuran,kekerasan,dan sifat anarki guna
tercipta generasi atau pelajar beretika moral yang baik dan berbudi pekerti
luhur.Bagaimanapun negeri ini memerlukan generasi yang cerdas,bijak dan
bermoral sehingga bisa menyeimbangkan pembangunan keselarasan keimanan dan
kemajuan jaman.Pertanyaannya adalah siapkah lingkungan
sekolah(formal-informal),masyarakat dan keluarga untuk membangun komitmen
bersama mendukung keinginan tersebut? Karena nasib bangsa Indonesia ini
terletak dan tergantung pada moralitas generasi mudanya.
Values Education
VALUES EDUCATION: SETTING THE CONTEXT
“We live in difficult times when peace and human security are facing new
challenges at the individual and global level
Education is a key dimension of the long term process of building peace,
tolerance, justice and intercultural understanding- the reorientation of
education to create a better world is truly urgent.”
Koichiro Matsuura Director-General of UNESCO
WHAT WE KNOW ABOUT VALUES
EDUCATION
Values
education is not new or something extra, it is building upon what already
exists
Values
education is on both national and state agendas
Values
can be personalised, politicised and contested
Values
education can strengthen students self esteem, optimism and help students to
exercise ethical judgement and social responsibility
What
is new is progress towards a conscious, explicit and planned approach to values
education for all students in all schools
Nilai Pendidikan
NILAI PENDIDIKAN: SETTING KONTEKS
"Kita hidup di zaman sulit ketika perdamaian dan keamanan manusia menghadapi tantangan baru di tingkat individu dan global
Pendidikan merupakan dimensi penting dari proses jangka panjang membangun perdamaian, toleransi, keadilan dan pemahaman-yang antarbudaya reorientasi pendidikan untuk menciptakan dunia yang lebih baik benar-benar mendesak. "
Koichiro Matsuura Direktur-Jenderal UNESCO
APA YANG KAMI TAHU TENTANG PENDIDIKAN NILAI
n Nilai pendidikan tidak baru atau sesuatu yang ekstra, mereka sedang membangun pada apa yang sudah ada
n Nilai pendidikan pada kedua agenda nasional dan negara
n Nilai dapat dipersonalisasi, dipolitisir dan diperebutkan
n Nilai pendidikan dapat memperkuat harga diri siswa, optimisme, dan membantu siswa untuk melakukan penilaian etika dan tanggung jawab sosial
n Apa yang baru adalah kemajuan ke arah pendekatan sadar, eksplisit dan terencana untuk pendidikan nilai bagi semua siswa di semua sekolah
NILAI PENDIDIKAN: SETTING KONTEKS
"Kita hidup di zaman sulit ketika perdamaian dan keamanan manusia menghadapi tantangan baru di tingkat individu dan global
Pendidikan merupakan dimensi penting dari proses jangka panjang membangun perdamaian, toleransi, keadilan dan pemahaman-yang antarbudaya reorientasi pendidikan untuk menciptakan dunia yang lebih baik benar-benar mendesak. "
Koichiro Matsuura Direktur-Jenderal UNESCO
APA YANG KAMI TAHU TENTANG PENDIDIKAN NILAI
n Nilai pendidikan tidak baru atau sesuatu yang ekstra, mereka sedang membangun pada apa yang sudah ada
n Nilai pendidikan pada kedua agenda nasional dan negara
n Nilai dapat dipersonalisasi, dipolitisir dan diperebutkan
n Nilai pendidikan dapat memperkuat harga diri siswa, optimisme, dan membantu siswa untuk melakukan penilaian etika dan tanggung jawab sosial
n Apa yang baru adalah kemajuan ke arah pendekatan sadar, eksplisit dan terencana untuk pendidikan nilai bagi semua siswa di semua sekolah
VALUES EDUCATION
A challenging and complex domain
A challenging and complex domain
Whose values? Which values?
What is the content of a values
education curriculum?
Should values be taught in schools?
What pedagogies can be used to teach values?
VALUES EDUCATION
Any explicit and/or implicit school based activity which promotes student
understanding and knowledge of values, and which develops the skills and
dispositions of students so they can enact particular values as individuals and
as members of the wider community
Approaches to Values Education
Providing a place in the curriculum for
specifically studying values– their nature and significance in our
life-choices, and how one goes about justifying them and negotiating value
agreements in the group: in short, studying the “discipline” of values
discourse.
Values Education Programs:
Drug
Education, Religious Education, Program Achieve, Social Skills Programs
NILAI PENDIDIKAN
Sebuah domain yang menantang dan kompleks
Yang nilai-nilainya? Yang nilai-nilai?
Apa isi dari nilai
kurikulum pendidikan?
Haruskah nilai-nilai diajarkan di sekolah?
Apa pedagogies dapat digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai?
NILAI PENDIDIKAN
Setiap kegiatan sekolah eksplisit dan / atau implisit berbasis yang mempromosikan pemahaman siswa dan pengetahuan tentang nilai-nilai, dan yang mengembangkan keterampilan, dan disposisi dari siswa sehingga mereka dapat memberlakukan nilai-nilai tertentu sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat luas
Pendekatan untuk Pendidikan Nilai
n Menyediakan tempat dalam kurikulum untuk khusus mempelajari sifat-nilai dan arti dalam-pilihan hidup kita, dan bagaimana orang pergi tentang membenarkan mereka dan negosiasi kesepakatan nilai dalam kelompok: singkatnya, mempelajari "disiplin" wacana nilai.
n Nilai Program Pendidikan:
Pendidikan narkoba, Program Pendidikan, Agama Mencapai, Program Sosial Keterampilan
Sebuah domain yang menantang dan kompleks
Yang nilai-nilainya? Yang nilai-nilai?
Apa isi dari nilai
kurikulum pendidikan?
Haruskah nilai-nilai diajarkan di sekolah?
Apa pedagogies dapat digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai?
NILAI PENDIDIKAN
Setiap kegiatan sekolah eksplisit dan / atau implisit berbasis yang mempromosikan pemahaman siswa dan pengetahuan tentang nilai-nilai, dan yang mengembangkan keterampilan, dan disposisi dari siswa sehingga mereka dapat memberlakukan nilai-nilai tertentu sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat luas
Pendekatan untuk Pendidikan Nilai
n Menyediakan tempat dalam kurikulum untuk khusus mempelajari sifat-nilai dan arti dalam-pilihan hidup kita, dan bagaimana orang pergi tentang membenarkan mereka dan negosiasi kesepakatan nilai dalam kelompok: singkatnya, mempelajari "disiplin" wacana nilai.
n Nilai Program Pendidikan:
Pendidikan narkoba, Program Pendidikan, Agama Mencapai, Program Sosial Keterampilan
Service Learning Approaches
Service
learning provides the opportunity for students to learn and develop through
active participation to meet a specific community need.
Students
experience success in helping others and learn to view themselves differently.
World Views
Values don’t exist in a vacuum – they come out of
the beliefs we hold about the world
We need to understand why people hold different
values and why they behave differently
The overall perspective from which one sees and
interprets the world
A
collection of beliefs about life or the universe held by an individual or a
group
It
is the root, the source, from which our thoughts, values, actions and feelings
spring.
A Whole School Approach
Involves
all members of the school community
(students, parents, teachers, community members)
Acknowledges
that values learning occurs not only through the formal curriculum but across
all experiences in a student’s school life
Ensures
students receive consistent values messages
Promotes
the sharing of a common vision and common language
Whole School Approach
Layanan Belajar Pendekatan
n Layanan pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan mengembangkan melalui partisipasi aktif untuk memenuhi kebutuhan komunitas tertentu.
n Siswa mengalami kesuksesan dalam membantu orang lain dan belajar untuk melihat diri mereka berbeda.
dunia Views
n Nilai tidak ada dalam ruang hampa - mereka keluar dari keyakinan kami miliki tentang dunia
n Kita perlu memahami mengapa orang memegang nilai-nilai yang berbeda dan mengapa mereka berperilaku berbeda
n Perspektif keseluruhan dari mana orang melihat dan menafsirkan dunia
n Sebuah kumpulan keyakinan tentang kehidupan atau alam semesta dimiliki oleh individu atau kelompok
n Ini adalah akar, sumber, dari mana pikiran kita, nilai-nilai, tindakan dan perasaan musim semi.
Pendekatan Whole Sekolah
n Melibatkan semua anggota komunitas sekolah (siswa, orang tua, guru, anggota masyarakat)
n Mengakui bahwa nilai-nilai pembelajaran terjadi tidak hanya melalui kurikulum formal, tetapi di semua pengalaman dalam kehidupan sekolah siswa
n Memastikan siswa menerima pesan yang konsisten nilai-nilai
n Meningkatkan berbagi visi yang sama dan bahasa yang sama
n Layanan pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan mengembangkan melalui partisipasi aktif untuk memenuhi kebutuhan komunitas tertentu.
n Siswa mengalami kesuksesan dalam membantu orang lain dan belajar untuk melihat diri mereka berbeda.
dunia Views
n Nilai tidak ada dalam ruang hampa - mereka keluar dari keyakinan kami miliki tentang dunia
n Kita perlu memahami mengapa orang memegang nilai-nilai yang berbeda dan mengapa mereka berperilaku berbeda
n Perspektif keseluruhan dari mana orang melihat dan menafsirkan dunia
n Sebuah kumpulan keyakinan tentang kehidupan atau alam semesta dimiliki oleh individu atau kelompok
n Ini adalah akar, sumber, dari mana pikiran kita, nilai-nilai, tindakan dan perasaan musim semi.
Pendekatan Whole Sekolah
n Melibatkan semua anggota komunitas sekolah (siswa, orang tua, guru, anggota masyarakat)
n Mengakui bahwa nilai-nilai pembelajaran terjadi tidak hanya melalui kurikulum formal, tetapi di semua pengalaman dalam kehidupan sekolah siswa
n Memastikan siswa menerima pesan yang konsisten nilai-nilai
n Meningkatkan berbagi visi yang sama dan bahasa yang sama
Seluruh Sekolah Pendekatan
Values reflected across the whole school in:
the articulated school mission, purpose and values
all school policies and guidelines
the behaviour of students, teachers, school staff
& parents
the curricula and learning materials in all subject
areas
the teaching/learning process, methodology, pedagogy
the whole school culture and environment
Good Practice
Establishes
a shared values language across the school
Explicitly
teaches and models values
Uses
a range of learning strategies
Enhances
student agency
Develops
approaches relevant to the local context
Gathers
data for continuous improvement
Pedagogies
Active
learning
Action
research / Inquiry / Problem Solving
Community
based / Service learning
Critical
literacy
Student
Action Teams / Student Mentoring
Socratic
Circles
Where Does Values Education Fit in the Curriculum?
· civics and citizenship education
· environmental
education, sustainable futures
· international and global education
· indigenous studies, languages and
multicultural education
· history,
philosophy, social sciences
· health and human development
· sciences – ethical dilemmas, problem solving
· math, economics (equity issues –gap between
haves/have-nots)
· media
& ICTs – critical thinking, discernment, choosing screen-based information
Nilai tercermin di seluruh sekolah di:
n misi diartikulasikan sekolah, tujuan dan nilai-nilai
n kebijakan sekolah semua dan pedoman
n perilaku siswa, guru, staf sekolah & orang tua
n kurikulum dan bahan pembelajaran dalam semua bidang subjek
n proses pengajaran / pembelajaran, metodologi, pedagogi
n seluruh budaya sekolah dan lingkungan
baik Praktek
n Menetapkan bahasa nilai-nilai bersama di sekolah
n Secara eksplisit mengajarkan nilai-nilai dan model
n Menggunakan berbagai strategi pembelajaran
n Meningkatkan lembaga mahasiswa
n Mengembangkan pendekatan yang relevan dengan konteks lokal
n Mengumpulkan data untuk perbaikan terus-menerus
pedagogies
n aktif belajar
n Aksi Penelitian / Kirim / Problem Solving
n Masyarakat berbasis / KKN
n Kritis keaksaraan
n Tim Aksi Mahasiswa / Pelajar Mentoring
n Sokrates Lingkaran
Dimana Apakah Nilai Pendidikan Fit di Kurikulum?
• kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan
• lingkungan pendidikan, masa depan yang berkelanjutan
• internasional dan global pendidikan
• adat studi, bahasa dan pendidikan multikultural
• sejarah, filsafat, ilmu sosial
• kesehatan dan pembangunan manusia
• ilmu - dilema etika, pemecahan masalah
• matematika, ekonomi (ekuitas isu-kesenjangan antara kaya / si miskin)
• Media & TIK - pemikiran kritis, penegasan, memilih layar informasi berbasis
n misi diartikulasikan sekolah, tujuan dan nilai-nilai
n kebijakan sekolah semua dan pedoman
n perilaku siswa, guru, staf sekolah & orang tua
n kurikulum dan bahan pembelajaran dalam semua bidang subjek
n proses pengajaran / pembelajaran, metodologi, pedagogi
n seluruh budaya sekolah dan lingkungan
baik Praktek
n Menetapkan bahasa nilai-nilai bersama di sekolah
n Secara eksplisit mengajarkan nilai-nilai dan model
n Menggunakan berbagai strategi pembelajaran
n Meningkatkan lembaga mahasiswa
n Mengembangkan pendekatan yang relevan dengan konteks lokal
n Mengumpulkan data untuk perbaikan terus-menerus
pedagogies
n aktif belajar
n Aksi Penelitian / Kirim / Problem Solving
n Masyarakat berbasis / KKN
n Kritis keaksaraan
n Tim Aksi Mahasiswa / Pelajar Mentoring
n Sokrates Lingkaran
Dimana Apakah Nilai Pendidikan Fit di Kurikulum?
• kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan
• lingkungan pendidikan, masa depan yang berkelanjutan
• internasional dan global pendidikan
• adat studi, bahasa dan pendidikan multikultural
• sejarah, filsafat, ilmu sosial
• kesehatan dan pembangunan manusia
• ilmu - dilema etika, pemecahan masalah
• matematika, ekonomi (ekuitas isu-kesenjangan antara kaya / si miskin)
• Media & TIK - pemikiran kritis, penegasan, memilih layar informasi berbasis
THE FRAMEWORK’S VISION
All
Australian schools will promote values education in a planned and systematic
way by:
Developing
student responsibility in local, national and global contexts
Building
student resilience and social skills
Ensuring
values are incorporated in school policies and teaching programs
Articulating
the school’s mission/ethos
Reviewing
the outcomes of their values education practices
CORE VALUES FOR AUSTRALIAN SCHOOLING
Care
and compassion
Doing
your best
Fair
go
Freedom
Honesty
and trustworthiness
Integrity
Respect
Responsibility
Understanding,
tolerance and inclusion
Whose values? Whose voices?
“Where every value is defined you’ll find a totalitarian society.
Rather, we need to engage with students in dialogue and deep thinking
about values.”
Professor Lee Win On, Professor & Principal Lecturer , Hong Kong
Institute for Education –National Values Forum 2005
Gaps in our knowledge
How are we preparing young people for recognising
and understanding values issues that are complex and difficult in Australia’s
changing society?
What is the role of criticism and non conformity in
values education?
Other gaps
How
are we preparing all teachers to be values educators?
How
do we more effectively engage parents and communities in values education
partnerships?
How
do we address values education in non mainstream school contexts?
How
do we report meaningfully on values learning outcomes?
RELATED INITIATIVES
National
School Drug Education Strategy
National
Safe Schools Framework
Mind
Matters Program
Discovering
Democracy Project
Global
Education
National
Environment and Sustainable Education Statement for Australian Schools (2005)
National
Statement – Engaging Students with Asia (work in progress 2005)
KERANGKA'S VISI
§ Semua sekolah Australia akan memajukan pendidikan nilai-nilai secara terencana dan sistematis dengan:
§ Mengembangkan siswa tanggung jawab dalam konteks lokal, nasional dan global
§ Gedung mahasiswa ketahanan dan keterampilan sosial
§ Memastikan nilai digabungkan dalam kebijakan sekolah dan program pengajaran
§ Mengartikulasikan sekolah misi / etos
§ Mengkaji hasil dari praktik pendidikan mereka nilai
CORE VALUES untuk sekolah AUSTRALIA
n Perawatan dan kasih sayang
n Melakukan yang terbaik
n Cukup pergi
n Kebebasan
n Kejujuran dan kepercayaan
n Integritas
n Menghormati
n Tanggung Jawab
n Memahami, toleransi dan inklusi
Yang nilai-nilainya? Yang suaranya?
"Dimana nilai setiap didefinisikan Anda akan menemukan masyarakat totaliter.
Sebaliknya, kita perlu untuk terlibat dengan siswa dalam dialog dan pemikiran mendalam tentang nilai-nilai. "
Profesor Lee Win On, Profesor & Dosen Kepala Sekolah, Hong Kong Institut Pendidikan Nasional Forum-Nilai 2.005
Kesenjangan dalam pengetahuan kita
n Bagaimana kita mempersiapkan orang muda untuk mengenali dan memahami isu-isu nilai-nilai yang kompleks dan sulit dalam masyarakat Australia yang berubah?
n Apa peran kritik dan ketidaksesuaian dalam pendidikan nilai-nilai?
Lain kesenjangan
n Bagaimana kita mempersiapkan semua guru menjadi pendidik nilai-nilai?
n Bagaimana kita lebih efektif terlibat orang tua dan masyarakat dalam kemitraan pendidikan nilai-nilai?
n Bagaimana kita menangani pendidikan nilai dalam konteks sekolah utama non?
n Bagaimana kita melaporkan bermakna pada nilai-nilai hasil belajar?
TERKAIT PRAKARSA
n Nasional Sekolah Obat Pendidikan Strategi
n Nasional Aman Sekolah Kerangka
n Pikiran Matters Program
n Menemukan Proyek Demokrasi
n Global Education
n Nasional Lingkungan dan Pendidikan Pernyataan Berkelanjutan untuk Sekolah Australia (2005)
n Nasional Pernyataan - Siswa Engaging dengan Asia (work in progress 2005)
§ Semua sekolah Australia akan memajukan pendidikan nilai-nilai secara terencana dan sistematis dengan:
§ Mengembangkan siswa tanggung jawab dalam konteks lokal, nasional dan global
§ Gedung mahasiswa ketahanan dan keterampilan sosial
§ Memastikan nilai digabungkan dalam kebijakan sekolah dan program pengajaran
§ Mengartikulasikan sekolah misi / etos
§ Mengkaji hasil dari praktik pendidikan mereka nilai
CORE VALUES untuk sekolah AUSTRALIA
n Perawatan dan kasih sayang
n Melakukan yang terbaik
n Cukup pergi
n Kebebasan
n Kejujuran dan kepercayaan
n Integritas
n Menghormati
n Tanggung Jawab
n Memahami, toleransi dan inklusi
Yang nilai-nilainya? Yang suaranya?
"Dimana nilai setiap didefinisikan Anda akan menemukan masyarakat totaliter.
Sebaliknya, kita perlu untuk terlibat dengan siswa dalam dialog dan pemikiran mendalam tentang nilai-nilai. "
Profesor Lee Win On, Profesor & Dosen Kepala Sekolah, Hong Kong Institut Pendidikan Nasional Forum-Nilai 2.005
Kesenjangan dalam pengetahuan kita
n Bagaimana kita mempersiapkan orang muda untuk mengenali dan memahami isu-isu nilai-nilai yang kompleks dan sulit dalam masyarakat Australia yang berubah?
n Apa peran kritik dan ketidaksesuaian dalam pendidikan nilai-nilai?
Lain kesenjangan
n Bagaimana kita mempersiapkan semua guru menjadi pendidik nilai-nilai?
n Bagaimana kita lebih efektif terlibat orang tua dan masyarakat dalam kemitraan pendidikan nilai-nilai?
n Bagaimana kita menangani pendidikan nilai dalam konteks sekolah utama non?
n Bagaimana kita melaporkan bermakna pada nilai-nilai hasil belajar?
TERKAIT PRAKARSA
n Nasional Sekolah Obat Pendidikan Strategi
n Nasional Aman Sekolah Kerangka
n Pikiran Matters Program
n Menemukan Proyek Demokrasi
n Global Education
n Nasional Lingkungan dan Pendidikan Pernyataan Berkelanjutan untuk Sekolah Australia (2005)
n Nasional Pernyataan - Siswa Engaging dengan Asia (work in progress 2005)